Dua permulaan telah dia ceritakan oleh baginda Rasulallah, sesungguhnya setiap nabi-nabi terdahulu telah ditaklifkan dengan kekuatan, pertolongan dan keimanan. Apabila mereka diutuskan kerana untuk menyempurnakan agama dan menyempurnakan iman.
Dalam perbahasan yang di rakamkan dalam AlQuran memberitahu tempoh masa zaman-zaman yang terdahulu. Daripada penerangan AlQuran, Allah SWT telah memegang janji-janji di atas seluruh bani Adam sejak dari alam roh lagi iaitu syahadah “penyaksian bahawa tiada tuhan melainkan Allah”.
Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan ingatlah ,ketika tuhanmu mengeluarkan keterunan anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", surah Al A’raf ayat 172.
Juga supaya kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami kerana perbuatan orang-orang yang sesat dahulu [582]?"[582]. Maksudnya: agar orang-orang musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang mempersekutukan Tuhan itu. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu. surah Al A’raf ayat 173.
“Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”. Surah Al A’raaf 174.
Maka yang demikian itu Allah mengambil janji-janji ke atas nabi-nabi mereka, sedangkan mereka masih dialam roh lagi iaitu “penyaksian bahawa nabi Muhammad itu pesuruh Allah” maka mengambilah janji-janji tersebut bahawa mereka beriman dengan Muhammad saw, membenarkannya dan menolongnya sekiranya di utuskan sebagai penutup nabi akhir zaman.
KETETAPAN PERJANJIAN DENGAN PENYAKSIAN / SYAHADAH:
Firman Allah SWT :
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya iaitu berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya . Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". Surah ali Imran ayat 81.
“Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. Surah ali Imran ayat 82.
Oleh yang demikian itu perjanjian di antara para nabi sebelum mereka di utuskan di alam yang nyata ini. Ke semua para nabi terdahulu mereka telah beriman dengan utusan akhir zaman iaitu kekasih Allah Muhammad Pesuruh Allah.
Dalam perbahasan yang di rakamkan dalam AlQuran memberitahu tempoh masa zaman-zaman yang terdahulu. Daripada penerangan AlQuran, Allah SWT telah memegang janji-janji di atas seluruh bani Adam sejak dari alam roh lagi iaitu syahadah “penyaksian bahawa tiada tuhan melainkan Allah”.
Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan ingatlah ,ketika tuhanmu mengeluarkan keterunan anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", surah Al A’raf ayat 172.
Juga supaya kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami kerana perbuatan orang-orang yang sesat dahulu [582]?"[582]. Maksudnya: agar orang-orang musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang mempersekutukan Tuhan itu. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu. surah Al A’raf ayat 173.
“Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”. Surah Al A’raaf 174.
Maka yang demikian itu Allah mengambil janji-janji ke atas nabi-nabi mereka, sedangkan mereka masih dialam roh lagi iaitu “penyaksian bahawa nabi Muhammad itu pesuruh Allah” maka mengambilah janji-janji tersebut bahawa mereka beriman dengan Muhammad saw, membenarkannya dan menolongnya sekiranya di utuskan sebagai penutup nabi akhir zaman.
KETETAPAN PERJANJIAN DENGAN PENYAKSIAN / SYAHADAH:
Firman Allah SWT :
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya iaitu berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya . Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". Surah ali Imran ayat 81.
“Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. Surah ali Imran ayat 82.
Oleh yang demikian itu perjanjian di antara para nabi sebelum mereka di utuskan di alam yang nyata ini. Ke semua para nabi terdahulu mereka telah beriman dengan utusan akhir zaman iaitu kekasih Allah Muhammad Pesuruh Allah.
0 ulasan:
Catat Ulasan
Komentar Anda...