Jumaat, 24 Julai 2009

Jangan Tertipu...

Kajian dan kesaksian dari Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam buku ke-3 beliau dari 4 buku Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu, terbitan Gema Insani Press 1999 halaman 584 - 585 hadis nomor 1252 :

—- awal kutipan —

Hadits no. 1252
Batu besar adalah batu yang di Baitil Maqdis diatas pohon korma.

Batu besar adalah batu yang di Baitil Maqdis diatas pohon korma, dan pohon korma berada ditepi sungai dari sungai-sungai didalam surga, dan dibawah pohon korma ada Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imron, keduanya mengatur kalung-kalung penghuni surga hingga hari kiamat.

Hadis ini Maudhu’, diriwayatkan oleh Ibnu Asakir ( I/274/19 ) dari Ibrahim bin Muhammad, ” Telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Mukhallad, memberitakan kepada kami Ismail bin Ayyasy dari Tsa’labah bin Muslim al-Khats’ami dari Su’ud bin Abdir Rahman dari Khalid bin Mi’dan dari Ubadah bin Shaamit secara marfu’ “, kemudian Ibnu Asakir berkata, ” Telah diriwayatkan oleh lainnya yang juga dari Khalid, seraya menjadikannya sebagai ucapan Ka’ab.”

Adz-dzahabi menuturkan hadis ini dalam rangka mengutarakan otobiografi Muhammad bin Mukhallad ar-Ra’aini al-Himshi. Kemudian ia berkata : Telah diriwayatkan oleh Abu Bakar Muhammad bin Ahmad al-Wasithi al-Khatib dalam ‘Fadhail Bait al-Maqdis’ dengan sanad gelap kepada Ibrahim bin Muhammad, dari Muhammad bin Mukhallad dan merupakan berita kedustaan yang jelas.” Lebih jauh tentang Muhammad bin Mukhallad ini, adz-Dzahabi berkata : Ia telah menyampaikan hadis-hadis batil … ; seraya menuturkan bahwa hadis ini adalah salah satunya.

Didalam kitab al-Lisan Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut Ibnu Adi, Muhammad bin Mukhallad mungkar periwayatannya, dari siapapun diriwayatkannya. Sedangkan ad-Daruquthni mengatakan didalam kitab Gharaa’ib Maalik, ” Orang ini ditinggalkan periwayatannya “.

Saya pernah bertandang ke Baitul Maqdis pada pertama kalinya ditahun 1385 Hijriah, tepatnya tanggal 23 Jumadil Ulaa 1385 Hijriah, setelah tercapainya kesepakatan antara pemerintahan Yordania dan Suriah yang membolehkan penduduk negara masing-masing untuk keluar masuk dengan bebas tanpa menggunakan pasport.

Sayapun mempergunakan kesempatan emas ini dan menyegerakan pergi ke Baitul Maqdis, lalu sholat di Masjid al-Aqsha, sambil mengunjungi batu besar. Maksud saya hanya melihatnya.

Sesungguhnya batu itu tidak ada keutamaannya secara syar’i, kebalikan apa yang diyakini oleh kebanyakan orang dan yang digembar-gemborkan oleh pemerintahnya. Dan dari pintu sebelah dalam saya melihat tertulis sebuah hadis yang mengatakan bahwa batu itu berasal dari surga.

Menurut dugaan saya, hadis itu maudhu’ ( palsu ) sebagaimana hadis ini ( hadis no. 1252 ).; Adapun hadis yang berbunyi al-’ajwatu sash shakhratu minal jannati adalah hadis dhaif karena ketidak mantapannya seperti yang saya jelaskan dengan rinci dalam kitab al-Irwaa’ al-Ghalil nomor 2763, silahkan anda merujuknya.

—- akhir kutipan —
Mudah-mudahan kita tidak tertipu lagi dengan berita-berita bohong seperti ini.

*************************************************************************************

Foto batu pijakan Nabi Muhammad yang sebenarnya adalah seperti ini:

Batu Pijakan Nabi saat Isra Miraj yang sekarang berada di bawah Masjid Kubah Emas

Batu Pijakan Nabi saat Isra Miraj yang sekarang berada di bawah Masjid Kubah Emas

Batu inilah yang dilindungi oleh bangunan Masjid Kubah Emas atau Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock). Dan sepertinya batu yang satu ini tidak ingin mengikuti Nabi terbang ke langit...

****

Sebagai tambahan, beberapa komentar atau kisah diberikan sebagai penjelas atau keterangan gambar tersebut. Ada yang menyebutnya sebagai batu yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat Isra’ Mi’raj. Sang batu ingin ikut naik ke langit, tetapi dijejak oleh Nabi hingga berhenti dalam posisi sudah ‘‘take off” sampai sekarang. Ada juga yang cuma menyebutkan sang batu tiba-tiba melayang setinggi sekitar 10 cm dari tanah di bulan April (entah tahun berapa) kemudian turun lagi.

Berikut ini adalah kutipan dari keterangan yang biasa ditemui di blog atau forum kaum muslimin melayu:

Batu itu adalah batu bekas tempat duduk Nabi Muhammad SAW di masa beliau melaksanakan Isra Mi’raj sampai kini masih tetap melayang di udara. Konon pada saat Nabi Muhammad akan ber-mi’raj, batu tersebut ingin ikut, tetapi segera beliau menghentakan kakinya pada batu itu, maksudnya agar batu tersebut tak usah ikut. Batu gantung ajaib itu berada dalam masjid Umar (Dome of The Rock) di Lingkungan Masjidil Aqsha di Jerusalem.

[Namun... JANGAN Mudah TerPEDAYA]

****

0 ulasan:

Catat Ulasan

Komentar Anda...